Skip to main content

Kisah Gubernur Anies Dan Cawagubnya


Kekosongan pemerintahan yang ada pada kursi wakil gubernur DKI Jakarta,membuat pemerintahan menjadi tidak stabil.Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Kisah Anies Dan Cawagubnya.Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Kisah Anies Dan Cawagubnya


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan segera mengirim surat pergantian nama cawagub setelah menerimanya dari Gerinda-PKS. Anies tidak mempermasalahkan pergantian tersebut.”Kami tunggu suratnya, begitu surat masuk. Dari Pak Taufik (Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta) kontak, kita hadiri pengukuhan di (Universitas) Gajah Mada. Sehingga (Surat) diantarkan besok. Begitu surat diterima akan diteruskan ke DPRD,” ucap Anies di Taman Puring, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020)Anies pun menyerahkan nama cawagub kepada dua partai pengusung. Tugasnya, hanya mengantarkan dua nama itu ke DPRD DKI Jakarta.”Selanjutnya saya serahkan ke DPRD. Bagian tanggung jawab Gubernur meneruskan usulan dari calon partai pengusung. Kalau sudah ada usulan, maka teruskan ke DPRD. nanti DPRD memproses,” kata Anies.Anies yakin partai pengusung sudah mempertimbangkan dengan matang baik Nurmansyah Lubis, dan A Riza Patria. Sehingga, dia menerima dua calon tersebut.


“Partai politik pasti sudah pertimbangan dengan matang. Karena itu dari dulu saya sampaikan, hak kewenangan ada di partai politik, dan saya teruskan kepada mereka,” ucap Anies.Sebelumnya, Partai Gerindra mengumumkan dua nama calon Wakil Gubernur (cawagub) DKI Jakarta yang baru. Dua nama itu adalah A Riza Patria perwakilan dari Gerindra dan Nurmansyah Lubis dari PKS.Gerindra pun turut serta memamerkan surat persetujuan yang ditandatangani PKS terkait dua nama baru itu. Rencananya, dua nama itu segera diserahkan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk diteruskan ke DPRD.


“Saya bawa surat yang ditujukan kepada gubernur yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Surat ini cabut surat terdahulu, di surat ini sudah setuju dua nama. Satu, Nurmansyah Lubis, dan dua, Ahmad Riza Patria,” ucap Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat konferensi pers di Ruang Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat.Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku kerap bertemu dengan Cawagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di berbagai acara. Pengamat politik Hendri Satrio menilai ada dua makna di balik pernyataan itu.

Pertama, makna positif. Anies dinilai happy dengan keberadaan Riza.”Artinya si Mas Anies happy dengan keberadaan Pak Riza, kan bisa diartikan macam-macam,” kata Hendri saat dihubungi detikcom, Jumat (7/2/2020).


Kedua, makna negatif. Hendri menilai, pernyataan itu bukan berarti Anies menginginkan Riza sebagai pasangannya. Sebab, menurut dia, Anies akan lebih memilih wagub yang tak memiliki asa menjadi gubernur.”Kalau kemudian anies bilang dia lebih sering ketemu, nah itu belum berarti bahwa Anies sudah menginginkan Riza Patria karena yang diinginkan Anies menurut saya adalah wakil gubernur yang save buat dia juga. artinya si wakil gubernur ini tidak ingin menjadi gubernur suatu saat nanti. Jadi Anies ini memilih wagub yang tidak punya asa begitu,” tuturnya.”Nah, kalau dia sering ketemu Riza di acara-acara bisa saja dia mengartikan bahwa Riza ini juga kenal hal-hal seperti itu. Hal-hal yang kaitannya dengan panggung politik. Jadi itu arti negatif. Kalau negatif itu justru dia takut Riza ingin mendapatkan panggung yang sama dengan dia. Anies ini panggungnya harus sendiri, dia nggak boleh dibarengin panggungnya,” imbuh Hendri.


Menurut Hendri, posisi Riza saat ini memang tengah di ‘atas angin’. Namun, tak bisa dipastikan juga bahwa kursi DKI-2 akan didapatkan politikus Gerindra itu. Apalagi, PKS saat ini tengah berupaya melobi semua pimpinan partai politik.”Walaupun sekarang ini Riza Patria itu di atas angin, belum bisa kita memastikan bahwa Riza Patria pasti yang akan menang. Bisa saja Nurmansyah ini, karena ada gerakan politik PKS, kemudian mendapatkan suara-suara, bisa juga nantinya dia menang,” kata Hendri.”Perhitungan politiknya ini berubah sejak ada silaturahim antara Nasdem dan PKS, ada gerakan pansus Jiwasyraya Demokrat-PKS. Jadi yang tadinya PKS sendirian, dia bisa saja mendapat dukungan-dukungan baru dari Nasdem dan Demokrat,” sambung dia.


Selain itu, menurut dia, Nurmansyah Lubis juga dinilai lebih aman untuk Anies ke depannya. Sebab, politikus PKS itu, dinilai tak akan mencuri panggung Anies nantinya.”Nurmansyah keliatannya aman-aman saja buat Anies ya kan dia tidak terlalu populer. Jadi kalau pun Anies nggak maju di Pilpres masih aman kursi gubernur itu. Artinya Nurmansyah kalau maju jadi wakilnya Anies. Kalau mas Riza kan sudah pernah maju juga dia,” kata Hendri.Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sering bertemu dengan cawagub DKI Riza Patria. Menurutnya, Riza Patria sering ia temui di berbagai acara.”Kalau dengan dua-duanya, tadi saya ketemu tadi dengan Pak Riza, jadi ya sering ketemunya di acara,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan Kamis (6/2/2020).

Popular posts from this blog

Anies Mungkin Tidak Komersialkan Kawasan TIM

Beberapa artikel yang akan kami sajikan untuk anda kali ini ,bisa sangat membantu apabila anda ingin mencari informasi yang berikaitan mengenai Anies Tak Akan Komersialkan Kawasan TIM . Dan dalam kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang membahas dan mengulas mengenai Anies Tak Akan Komersialkan Kawasan TIM Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikritik cara komunikasi dengan seniman yang menolak revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Cara komunikasi Anies itu disampaikan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI.Menjawab kritikan itu, Anies mengaku akan intensif berkomunikasi dengan semua pihak. Namun, Anies hanya ingin komunikasi dengan seniman melalui institusi yang resmi, yaitu Dewan Kesenian Jakarta.”Insyaallah kita akan intensifkan lagi dan menyangkut pelibatan channelnya menggunakan institusi yang jelas, sehingga kita tau kita tau dengan siapa harus berinteraksi, di mana itu? Ya Dewan Kesenian Jaka...

Anies Baswedan Banyak Alasan Tidak Hadir Di Rapat Banjir

Beberapa artikel yang akan kami sajikan untuk anda kali ini ,bisa sangat membantu apabila anda ingin mencari informasi yang berikaitan mengenai Anies Baswedan tidak datang rapat  Untuk Tidak Hadir Di Rapat Banjir, Dan dalam kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang membahas dan mengulas mengenai Anies Baswedan Masih Banyak Alasan Untuk Tidak Hadir Di Rapat Banjir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan, mundurnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo dari jabatannya tidak akan mempengaruhi penanganan banjir.”Enggak, enggak ngaruh,” kata Anies di kawasan Ancol, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020). Untuk mengisi kekosongan itu, Anies menunjuk Sabdo Kurnianto sebagai pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD DKI.”Salah satu kepala bidang beliau sekarang memimpin,” tuturnya.Sebelumnya diberitakan, Kepala BPBD DKI Jakarta Subejo mengundurkan diri dari jabatannya. Surat pengunduran dirinya telah diterima oleh Badan Kepegawaian Daerah (B...

Mau Keluar Masuk Jakarta saat PSBB? Baca Dulu Syaratnya

Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya menarik rem darurat dengan kembali menerapkan PSBB. PSBB kali ini sendiri berbeda dengan PSBB pada April 2020 lalu, namun akan lebih ketat dibandingkan dengan PSBB transisi. Ada perbedaan pula pada beberapa aturan antara PSBB saat ini dengan PSBB sebelumnya, termasuk aturan keluar masuk Jakarta. Seperti apa aturan bagi penumpang transportasi publik keluar masuk Jakarta selama PSBB diperketat? Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pengendalian transportasi yang diberlakukan selama PSBB diperketat ini tetap sesuai dengan Permenhub 41 Tahun 2020 beserta aturan turunannya. "Berdasarkan hasil koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI yang telah berlangsung selama beberapa hari, pengendalian transportasi yang dilakukan tetap mengacu pada Permenhub 41 Tahun 2020 dan aturan turunannya yaitu Surat Edaran Menhub yang telah diterbitkan pada 8 Juni 2020 lalu," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati dalam keteran...